Mahasiswa
adalah tonggak dari sebuah perubahan. Suatu istilah yang tentunya sudah
tidak asing lagi kita dengar, yaitu bahwa “Mahasiswa Sebagai Agent Of Change/Agen Perubahan”.
Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa.
Pemikiran kritis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan
sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Jika kita jauh melihat peran mahasiswa
jauh kebelakang sangatlah berbeda dengan peran mahasiswa sekarang yang
cenderung pragmatis, mahasiswa era dulu mampu menempatkan dirinya
sebagai orang yang terdidik sebagai payung bagi masyarakat-masyarakat
awam, yang membutuhkan advokasi dan penyadaran.
Mahasiswa sekarang, mengalami degradasi,
baik dari segi intelektualisme, idealisme, patriotisme, maupun semangat
jati diri, mereka lebih terorientasi menjadi mahasiswa yang pragmatis
dengan pola hidup yang hedon.
Ada beberapa persoalan yang mendasari
analisis mengenai hal tersebut. Pertama, pengaruh budaya barat yang
tidak tersekat telah meracuni pemuda dan mahasiswa. Mereka dengan mudah
meniru budaya asing tanpa menyadari resikonya, mahasiswasekarang
cenderung menghabiskan waktu pada perkara-perkara yang tidak bermanfaat.
Kedua, adanya pengaruh dari sistem
pendidikan yang membentuk mental mahasiswa, sistem pendidikan yang hanya
menciptakan tenaga kerja siap pakai dan siap jual, yang hanya
“menggiring” mahasiswa dengan penalaran teoritis tanpa aspek
keterampilan menyebabkan munculnya pandangan-pandangan pragmatis di
kalangan mahasiswa. Mahasiswa hanya mau tahu dengan apa yang ada
didepannya tanpa mau membuka kesadaran kritisnya dan tidak melihat lebih
dekat tentang apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan sosialnya.
Ketiga, adanya ketakutan-ketakutan bahwa
aktivis identik dengan mahasiswa yang lama lulus dalam studinya. Hal ini
menyebabkan mahasiswa kehilangan jati diri yang sebenarnya. Kemerdekaan
berpikir dan bersuara menjadi momok yang menakutkan apabila
disandingkan dengan harapan cepat lulus dan track record yang baik dalam
dunia akademisnya.
Lalu kemanakah intelektual – intelektual
muda kebanggan bangsa ini sekarang ? Sekumpulan muda-mudi yang kritis
dan ditakuti karena idealsimenya yang tajam bagaikan pisau. Track record
sebagai agent of change semakin hilang dalam pribadi intelektual masa
kini.
Universitas hanya menciptakan mahasiswa
mandul yang hanya mengharapkan secarik kertas dengan perjuangannya
selama beberapa tahun tanpa dibekali oleh pemahamam dasar tentang jati
dirinya sebagai seorang intelektual, bisa saja lantunan lagu dari Iwan
Fals benar bahwa seorang intelektual akan menjadi kuli selamanya karena
mereka telah terkungkung dengan tidak pernah berpikir lebih demi
perubahan.
Kembalilah ke jati dirimu sebagai
mahasiswa. Hai mahasiswa banyak PR yang harus kalian selesaikan, kalian
tak bisa hanya mengandalkan wakil-wakil rakyat kita yang lebih sering
tertidur dalam menyelesaikan persoalan rakyat dan bangsa ini, ambil
posisi kalian sebagai seorang mahasiswa. Maha tetaplah Maha, jangan
menjadi pecundang jika kalian berani menempatkan diri kalian sebagai
seorang mahasiswa.
Hhhiiduuup Mmahasiswaaaa !!!!!!!!